Crest Damper dari Pasir Muncang
// Telah dimuat di milis IA-ITB dengan message no. 44154, Maret 11, 2009
// Maaf apabila salah menyebut nama para pelaku, mohon dikoreksi.
Bantar Gebang, 10 Maret 2009.
Bantar Gebang, 10 Maret 2009.
Minggu sore lalu (8/03/2009) saya nonton reality show di TransTV judulnya Jika Aku Menjadi, sebuah acara yang bagus yang memberi kesempatan bagi pemuda-pemudi ekonomi kelas atas untuk mengenal sulitnya kehidupan orang-orang ekonomi-susah. Kisahnya tentang mahasiswi bernama Tiara yang ngenger beberapa hari di rumah Mang Aput ( atau mang Adul saya lupa persisnya, maaf kalau salah, tolong dikoreksi ) si penjual kacang. Lokasi kisahnya di desa Pasir Muncang di sekitar Purwakarta atau Plered. Entah lokasi persisnya, tapi terekam di tayangan tersebut ada kereta api yang melintas di jembatan kremona di sekitar daerah tersebut. Ok bukan soal si mahasiswi dan kacangnya ( jangan berpikiran jorok, yang saya maksud kacang-rebusnya Mang Aput tentunya) yang akan saya bicarakan disini, tapi ada hal menarik yang diragakan oleh si mamang saat mikul tong air dari sumbernya ke rumahnya yang agak jauh dan menanjak. Bisa diperkirakan saat dipikul air dalam tong plastik yang terbuka ( -/+ 35 literan ) akan terguncang-guncang dan tumpah. Semakin cepat jalan si pemikul bisa dipastikan makin banyak air yang tumpah.