28 May 2011

Gegurit Tukang Ngarit



saiki banyu turah-turah
esuk udan awan udan
bengine nggrejeh juweh
dadi banjir na ngendi-endi.

pa gak isa diwadhahi ?
pa gak isa dicelengi ?
pa gak isa kalen kali dha diresiki
nggo wadhah berkah sing saiki turah
nggo suk mben lek samangsa perlu
nggo suk mben wektu larang banyu

wit-nangka wit-sawo wit-durene simbah
wis binelah-belah didadekna omah
alas pring-petung pring-ori na nggumuk dul kali
saiki wis gilar-gilar dha didegi loji peni
[ nanging mesthi dha lali gak nggawe biopori ]

pripun niki Pak ?
pripun niki Mbok ?
pripun niki Lik ?
pripun niki Wa ?
pripun niki Mbah ?
putra, ponakan lan putu paduka pun dha kambon sekolah
ning kok malah kathah sing dha mboten saged dadi berkah
malah dha ngerah-srakah ngungkuli patrape kaum penjajah.

//

( Dimuat di Facebook Kawruh Jawa, 1 November 2010 )

25 July 2010

Balada El Piji

Tulisan ini sebagai PRO RESPONSE atas Balada Elpiji Bagian 2 tulisan Bapak Taufik Mahlan di Kompasiana. 
Kredit ide untuk Pak Mahlan.
-------


aku propana
tujuh bar tidak akan meledakkan bola hijau atau biru
apalagi aku butana
yang hanya empat bar kemampuanku

tapi pintu rumahku
VALVE dan REGULATOR
gak peduli SNI ASLI atau SNI ASPAL
namun nyatanya
coba ukur saja
banyak yang tidak JODOH ukurannya
entah siapa yang salah
yang BIKIN STANDAR atau PABRIK-nya

belum lagi RING KARET
yang sering KERING KEMPET
karena tidak mematuhi BAHAN-BAKU-nya

namun anehnya
pihak yang BERWENANG
kok kelihatannya tidak GALAK MENGAWASINYA

bola hijau dan biru rumahku
tidak sedikit yang bocor
pintu rumahku
banyak yang tidak rapet nutupnya
aku yang harusnya terlindung terkurung
jadi NGOWOS kemana-mana

.

02 January 2010

Selamat Jalan, Terimakasih Banyak !

Di penghujung tahun 2009 bangsa Indonesia dalam selimut duka Sang Dwiwarna, harus menyerahkan dua mutiaranya kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi.

Selamat jalan Gus, Selamat jalan Pak Frans, terima kasih banyak !



07 September 2009

Teknologi Tepat Guna dari Pasir Muncang

Crest Damper dari Pasir Muncang 

// Telah dimuat di milis IA-ITB dengan message no. 44154, Maret 11, 2009
// Maaf apabila salah menyebut nama para pelaku, mohon dikoreksi. 

Bantar Gebang, 10 Maret 2009.


Minggu sore lalu (8/03/2009) saya nonton reality show di TransTV judulnya Jika Aku Menjadi, sebuah acara yang bagus yang memberi kesempatan bagi pemuda-pemudi ekonomi kelas atas untuk mengenal sulitnya kehidupan orang-orang ekonomi-susah. Kisahnya tentang mahasiswi bernama Tiara yang ngenger beberapa hari di rumah Mang Aput ( atau mang Adul saya lupa persisnya, maaf kalau salah, tolong dikoreksi ) si penjual kacang. Lokasi kisahnya di desa Pasir Muncang di sekitar Purwakarta atau Plered. Entah lokasi persisnya, tapi terekam di tayangan tersebut ada kereta api yang melintas di jembatan kremona di sekitar daerah tersebut. Ok bukan soal si mahasiswi dan kacangnya ( jangan berpikiran jorok, yang saya maksud kacang-rebusnya Mang Aput tentunya) yang akan saya bicarakan disini, tapi ada hal menarik yang diragakan oleh si mamang saat mikul tong air dari sumbernya ke rumahnya yang agak jauh dan menanjak. Bisa diperkirakan saat dipikul air dalam tong plastik yang terbuka ( -/+ 35 literan ) akan terguncang-guncang dan tumpah. Semakin cepat jalan si pemikul bisa dipastikan makin banyak air yang tumpah.

04 September 2009

Menyeberangi Lautan Menggapai Kemerdekaan


Bantar Gebang, 8 Januari 2008


Kemarin petang saya dan pasukan saya menyeberangi Selat Sunda dari Bakauheni ke Merak. Sebelumnya sudah saya baca laporan bahwa ketinggian ombak di Selat Sunda bagian selatan sekitar 2.5 - 3 m, cukup tinggi utk diseberangi. Tetapi di bagian utara mungkin paling tinggi sekitar 1 m yang masih aman untuk pelayaran.  Dari bendera penanda arah-angin bisa dipastikan bahwa kecepatan angin lebih dari 20 knot. Sehingga  ferry memang harus berlayar zig-zag menyesuaikan arah terjangan ombak. Saya rasa sang kapten tidak sempat menikmati musik dangdut kegemarannya karena harus bekerja dengan lebih serius. Dulu saya pernah beberapa kali bergurau dengan ombak yang setinggi 3 m atau kadang lebih dengan perahu nelayan yang panjangnya hanya 10 meteran. Sungguh sebuah kenikmatan advonturir yang sangat mengasyikkan meski sebenarnya tidak perlu dilakukan oleh orang yang cukup waras. Itu dulu sewaktu masih muda, tentu tidak pantas lagi bagi orang yang overseket seperti saat ini.

Water World ( part 1 )

Sungkup Pelindung Sambungan Kabel Taman Anda

Anda pasti ingat saat The Mariner membawa Helen ke kedalaman laut untuk meyakinkannya bahwa the Dryland telah lama basah terendam air dalam filem Waterworld ( Universal Studio - 1995). Karena tidak memiliki insang sebagaimana the Mariner yang merupakan Ichtyus Sapien yang sebangsa mutan ikan, maka Helen ditempatkan dalam sebuah diving-bell atau sungkup kedap air dari plastik tembus pandang agar masih bisa bernapas sebagai manusia biasa. Meski agak berlebihan, bagian ini adalah salah satu bagian yang saya sukai dari filem yang entah kenapa menerima banyak kritik negatip tersebut.


Kevin Costner - Jeanna Tripplebout - Tina Majorino
( the Mariner - Helen - Enola )
Waterworld - Universal Studio - 1995


19 August 2009

Ngepotpun Bisa Untuk Ungkapkan Terimakasih.

Sobat,


Beberapa hari lalu, pas kami bertetangga sedang santai ngobrol ngalor-ngidul tentang kemerdekaan, seorang anak tetangga yang berumur 5 tahunan nyamperin bapaknya utk memperbaiki rem sepeda-kecilnya yang tidak pakem. Rem yang pakem penting bagi mereka utk bisa ngepot atau berbalik arah hanya dengan ngerem roda depan. Karena bapaknya termasuk orang yang tidak handy maka dijanjikannyalah oleh bapaknya besok pagi akan dibawa ke bengkel sepeda. Ok semuanya tampak baik-baik saja, pergilah si anak melanjutkan permainan bersepedanya dengan anak-anak yang lain.


17 August 2009

De Oppresso Liber


Membebaskan Yang Tertindas


Sobat,

Di tengah kegalauan dan was-wasnya hati dan logika menghadapi situasi perekonomian, pagi ini saya memperoleh sukacita meskipun kecil  saja. Walau demikian hal tersebut  saya rasakan sebagai berkah yang khusus diperuntukkan  bagi saya pagi ini. Ijinkanlah saya berbagi kisah tersebut di sini, kisah sederhana yang mungkin tidak cukup berarti.





Sejak kemarin sore, di atap kaca rumah terdengar berisik tak tek tok tak tek tok. Kami amati ternyata ada seekor tawon yang terjebak di dalam rumah dan kesulitan menemukan jalan keluar. Saya bergumam, 'Ah nanti kan dia ketemu jalan keluarnya sendiri, sengaja atau tidak sengaja'. Tetapi sampai pagi tadi ternyata si tawon belum juga beruntung karena tentunya tidak cukup cerdas membedakan udara terbuka dan kaca.

Dilarang Menembak Burung Rektor




Jikalau Anda pernah bertamasya ke kota Bandung dan pernah membawa putra-putri anda naik kuda di sekitar kebun-binatang Tamansari  dan di sekitar kampus ITB, barangkali anda pernah membaca tanda-larangan di lapangan depan kampus ITB sebelah barat yang terkenal sebagai lapangan Aula Barat, yang tertulis seperti ini :


DILARANG
MENEMBAK BURUNG
REKTOR


16 August 2009

Kanthong Wewe


Penyelamat Barang dari Genangan Air dan Banjir

Bantar Gebang, 15 Agustus 2009 
Telah dimuat di http://ia-itb.blogspot.com/

"Ngapa le, mripatmu kok abang, mau bengi ora turu ya ?", begitulah pertanyaan saya pada seorang sopir kolega saya ketika saya ketemu dia di tempat parkir sekitar awal tahun ini.

"Anu Pak, tadi jam 4 pagi saya ditelepon bapak untuk segera datang menyelamatkan mobilnya. Banjir Pak, takut seperti dulu nggak sempat mindahin ke tempat yang aman, kerendem air, elektroniknya pada rusak", begitulah kira-kira jawaban Mister Mairin sopir teman saya tadi.


Taman Layang

Taman Evakuasi Banjir
Ide ini sebenarnya sudah sangat lama berada di direktori Sak Enake Udele Dhewe di komputer saya yang merupakan kumpulan ide-ide yang kadang tidak umum atau di luar bidang profesi  / disiplin keilmuan yang saya tekuni. Sebagaimana ide-ide lainnya, ide adalah sesuatu pemikiran yang dengan pelbagai alasan belum pernah dicoba. Namun saya berharap bahwa dengan ide ini dapat ikut menyelesaikan atau paling tidak memberi masukan penyelesaian suatu permasalahan. Lebih lanjut dengan suatu ide diharapkan mendorong munculnya ide-ide baru yang lebih kreatif, progresif, realistis dan dapat dimanfaatkan.
 
Gagasan yang akan saya kemukakan di sini menyangkut soal banjir di kota-kota besar seperti misalnya Jakarta, yang boleh dikatakan selalu pasti datangnya dan selalu pastinya penderitaan yang diakibatkan. Sejauh ini rumah saya yang tidak jauh dari TPA Bantar Gebang yang legendaris itu tidak pernah kebanjiran. Mudah-mudahan tidak akan pernah mengalami.