16 August 2009

Taman Layang

Taman Evakuasi Banjir
Ide ini sebenarnya sudah sangat lama berada di direktori Sak Enake Udele Dhewe di komputer saya yang merupakan kumpulan ide-ide yang kadang tidak umum atau di luar bidang profesi  / disiplin keilmuan yang saya tekuni. Sebagaimana ide-ide lainnya, ide adalah sesuatu pemikiran yang dengan pelbagai alasan belum pernah dicoba. Namun saya berharap bahwa dengan ide ini dapat ikut menyelesaikan atau paling tidak memberi masukan penyelesaian suatu permasalahan. Lebih lanjut dengan suatu ide diharapkan mendorong munculnya ide-ide baru yang lebih kreatif, progresif, realistis dan dapat dimanfaatkan.
 
Gagasan yang akan saya kemukakan di sini menyangkut soal banjir di kota-kota besar seperti misalnya Jakarta, yang boleh dikatakan selalu pasti datangnya dan selalu pastinya penderitaan yang diakibatkan. Sejauh ini rumah saya yang tidak jauh dari TPA Bantar Gebang yang legendaris itu tidak pernah kebanjiran. Mudah-mudahan tidak akan pernah mengalami. 
 
Seperti telah kita saksikan bersama atau bahkan mungkin beberapa sahabat disini mengalaminya, setiap musim hujan mencapai puncaknya maka sejumlah warga DKI telah mempersiapkan keluarganya mengungsi. Dan bisa dipastikan hal semacam itu sangat merepotkan, baik  emosi, tenaga maupun uang. Tentu yang saya maksud hal itu terjadi pada warga  kelas susah, yang tidak  mungkin berkesempatan mengungsi ke hotel. Seperti biasanya,  mereka pada umumnya sudah punya tujuan pengungsian langganan,  entah di sekolahan, masjid, pinggiran rel atau bahkan jalan layang. Tempat-tempat tersebut ada satu dua yang memang cukup nyaman untuk mengungsi, tetapi kebanyakan tentu sangat tidak memadai. Mereka umumnya akan mengungsi ke tempat yang tidak kebanjiran saja, tanpa ada pertimbangan terhadap permasalahan yang bakal dihadapi. Permasalahan yang dihadapi cukup kompleks, mulai dari tempat mengungsi yang aman dan memadai, persoalan kesehatan anak-anak / balita dan kesehatan keluarganya hingga dampak-dampak sosial yang akan muncul.

Kemudian terpikir kenapa tidak dibangun saja fasilitas pengungsian di sejumlah tempat yang potensi banjir, terutama di daerah yang padat penduduk ? Lalu saya corat-coret, jadilah sketsa yang tidak bertanggung jawab, maksud saya sketsa dari orang yang bukan pada bidang keahliannnya. Sebut saja ide tadi sebagaiTaman Layang ( bukan Taman Lawang lho ) karena  memang melayang di atas tanah, semacam jalan layanglah. Saya sertakan sketsa ide tersebut dalam gambar di bawah. Jangan mengkritisi soal teknisnya, karena memang bukan keahlian khusus saya.


Taman layang intinya adalah sebuah tempat permanen untuk evakuasi saat datang bencana banjir. Tempat tersebut berupa platform beton dengan tiang penyangga semacam jalan layang. Luas platform barangkali sekitar 200 hingga 500 meter-persegi atau disesuaikan dengan kondisi setempat. Pada platform harus sudah disiapkan fasilitas untuk mendirikan tenda ( misal pole-holes untuk tiang tenda dan angkur untuk tali ) sehingga saat diperlukan dengan cukup mudah dan cepat didirikan tenda. Lebih lanjut, alangkah baiknya bila tempat tersebut bisa dilengkapi dengan fasilitas penerangan, air bersih dan kalau perlu toilet di bagian bawah platform.

Di samping untuk tempat evakuasi bencana banjir pada musim banjir, tempat tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain di waktu tidak banjir. Seperti kita ketahui bersama bahwa di kota-kota besar dan terutama di kawasan padat penduduk, ruang publik sudah semakin hilang. Sehingga dengan demikian taman layang antara lain dapat dimanfaatkan pula sebagai :
  1. Taman bermain anak-anak.
  2. Taman rekreasi yang dilengkapi dengan pelbagai tanaman hias yang sekaligus sebagai  tambahan paru-paru kota.
  3. Fasilitas umum bagi masyarakat sekitar untuk pesta perkawinan, pesta agustusan, sholat-ied di hari lebaran, pesta tahun-baru bersama, nonton bola bersama, nonton layar tancep bersama dsb.
  4. Fasilitas umum untuk olahraga semacam badminton ataupun futsal.
  5. Ornamen kota untuk mengkoreksi arsitektur kota yang mungkin sudah terlanjur tidak tertata secara terkendali atau menyimpang dari estetika suatu kota yang nyaman dan indah, terutama di kawasan padat penduduk.
    Hanya satu hal yang harus diperhatikan, bahwa janganlah taman-layang dimanfaatkan untuk pasar, karena secara natural pasar selalu cenderung menjadi permanen atau paling tidak alot untuk digeser. 

    Pasti akan muncul pertanyaan, dimana taman layang akan dibangun mengingat lahan di kota-kota besar semakin mahal dan sulit dicari ? Memang benar bahwa untuk bangunan baru kendala utama adalah lahan. Namun ada keberuntungan yang berpihak pada konsep ini. Mengingat sifatnya  yang melayang maka fasilitas publik tersebut relatip mudah dicari tempatnya. Prinsipnya taman harus dibangun di atas lahan milik negara yang tidak  atau sedang difungsikan untuk keperluan lain atau tanpa mengganggu fungsi sebelumnya. Antara lain misalnya :
    1. Di atas sungai dan atau bantaran sungai.
    2. Di atas lahan negara yang belum atau tidak memiliki fungsi spesifik.
    3. Di atas jalan yang belum atau tidak akan dilewati jalan layang. Platform ini sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai fasilitas berteduh ( shelter ) bagi pengendara sepeda motor pada saat hujan, sebagaimana fungsi sampingan yang tak-sengaja dari jembatan dan jalan-layang yang sekarang ini dibangun.
      Permasalahan yang perlu mendapatkan perhatian adalah masalah pemeliharaan baik secara fisik maupun fungsi. Dari pengalaman kita selama ini bangunan-bangunan semacam itu dapat berubah menjadi pasar liar. Yang dperlukan adalah hukum yang tegas. Misal, jangan memberi kesempatan sekecil apapun menjadikan tempat semacam itu sebagai pasar liar. Kalau memang sungguh-sungguh hal tersebut pasti dapat dilakukan. Sebagai contoh pemda DKI telah berhasil me-revitalisasi Taman Puring di bilangan Jakarta Selatan dari sebuah pasar liar kembali menjadi sebuah taman yang cantik (semoga saja bertahan).

      Paparan di atas hanya sebatas ide. Realisasinya silahkan para ahlinya dan pihak-pihak yang mendapat amanah untuk menyelenggarakan kota untuk menanganinya. Sahabat-sahabat yang memang ahlinya seperti arsitek kota, planolog, ahli pertamanan-kota, ahli bangunan, arsitek bangunan, silahkan untuk mengkaji dan mengembangkannya agar menjadi rancangan yang optimal dan matang. Untuk mendapatkan pematangan ide yang lebih segar, kreatif dan progresif bisa saja dibuat sebuah lomba. Para walikota dan gubernur (atau mungkin menteri PU) tolong berkenan mempertimbangkan ide ini, untuk kesejahteraan, kenyamanan dan keselamatan warga.

      Dalam keterbatasan saya, telah saya coba melacak apakah ide semacam ini sudah ada atau pernah dipublikasi, terutama di Indonesia (1) . Bahkan saya sudah coba meski sepintas melacak beberapa situs paten. Namun sejauh ini belum pernah jumpa. Walaupun demikian, barangkali pernah ada kemiripan ide, atau bahkan sudah direalisasi, maka tidak ada maksud sedikitpun dari saya pribadi untuk melakukanplagiasi. Kalaupun terjadi demikian maka ini hanya kesamaan yang tak sengaja saja dan postingan ini merupakan reminder pada ide yang pernah ada bahwa kita perlu fasilitas evakuasi banjir yang LEBIH PASTI bagi warga yang terkena musibah.

      Kalau beberapa abad lalu Nebukadnesar membangun sebuah taman gantung di Babilonia untuk sang kekasih, yang akhirnya masuk jadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia, barangkali dengan membuat sejumlah taman-layang di DKI dan di kota-kota besar lainnya, maka bukan tidak mungkin taman-layang di Indonesia bisa menjadi keajaiban dunia berikutnya : sebuah negeri dengan seribu taman layang. Paling tidak kota-kota kita akan menjadi lebih segar cantik serta berseri dan pada saat yang diperlukan dapat digunakan sebagai penyelamat warga secara lebih pasti, lebih cepat dan lebih manusiawi. 

      Selamat berakhir pekan dan semoga menjadi akhir pekan yang indah bagi keluarga anda.

      (1)  Catatan
      Ide ini pernah saya publikasikan di milis alumni ia-itb beberapa bulan lalu.
      Tulisan di atas merupakan kompilasi dari sejumlah diskusi yang terjadi.


      Lihat juga di Kompasiana.


      5 comments:

      1. Baca juga topik yang terkait dengan masalah banjir pada posting Kanthong Wewe. Selamat membaca.

        ReplyDelete
      2. wah bagus juga nih buat salah satu solusi, kalo banjir dateng tiba-tiba

        ReplyDelete
      3. bener-bener bisa menjamin agar tidak terkena banjir...???

        ReplyDelete
      4. Yth komentator, maaf agak lama nggak tengok artikel ini. Terimakasih telah mampir.

        @Bung Apriansah : Thanks 4 yr appreciation.

        @Mas Dwi Putra Budi : Terimakasih. Mudah2an bisa dimanfaatkan.

        @Ibu Nurmalasari : Terimakasih. Ini hanya upaya untuk menyelamatkan warga yang mengalami bencana banjir. Dengan perencanaan yang teliti dan komprehensip insya allah bisa mengurangi penderitaan korba. Tapi memang bukan utk mencegah banjir lho.

        Salam hangat,
        oom yon.

        ReplyDelete